Tertinggi se Jatim, Angka Kematian Ibu di Bojonegoro Capai 61 Orang

ProbolinggoDetakpos.com– Angka Kematian Ibu (AKI) di Bojonegoro, pada tahun 2020 tertinggi di Jawa Timur, mencapai sebanyak 61 orang. Kemudian Kota Surabaya (28), Kab. Tuban (25), Kab. Mojokerto (24), Kab. Pasuruan (23), Kab. Bondowoso (22), Kab. Probolinggo (20), Kab. Madiun (19), Kab. Tulungagung (19) dan Kab. Pamekasan (19).

Berdasarkan data LKB Kab/Kota 2020, juga  terdapat 10 kabupaten/kota dengan Angka Kematian Bayi (AKB) tertinggi,  yaitu Kabupaten Jember sebanyak 324, Kota Surabaya (208), Kab. Bondowoso (168), Kab. Kediri (162), Kab. Lumajang (154), Kab. Probolinggo (147), Kab. Tulungagung (146), Kab. Situbondo (140), Kab. Bojonegoro (138) dan Kab. Jombang (137).

Ketua TP PKK Provinsi Jatim Arumi Bachsin Emil Elestianto Dardak mengingatkan, era saat ini banyak hal yang bisa dilakukan secara instan, salah satunya adalah diet secara instan.

Padahal, cara tersebut membawa dampak negatif dan resiko yang besar bagi organ tubuh, khususnya bagi remaja perempuan. Untuk itu, dirinya mengajak kepada seluruh generasi remaja (Genre) di Jatim untuk melakukan diet yang benar.

“Remaja zaman now, banyak yang ingin diet secara instan sehingga bisa kurus, dan langsing serta kemudian menjadi idola bagi generasinya. Mereka tidak tahu bahwa hal semacam itu tidak sehat  bagi badan. Oleh sebab itu, ayo remaja di Jatim khususnya perempuan untuk melakukan diet yang benar,” kata Ketua TP PKK Prov Jatim, Arumi Bachsin Emil Elestianto Dardak saat melakukan kunjungan kerja (Kunker) di Kab. Probolinggo, Kamis (4/2).

Dirinya menjelaskan, hal yang instan seperti diet yang salah bisa mempengaruhi tumbuh kembang remaja perempuan. Khususnya di organ dalam. Kesehatan remaja wajib diperhatikan karena memiliki dampak panjang, khususnya saat mengalami masa kehamilan. Program diet yang salah, akan meningkatkan presentase angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).

“Salah satu alasannya adalah cara diet yang salah. Diet yang benar tidak dengan cara instan, tapi bertahap. Diet yang benar adalah asupan gizi dan seimbang bisa terpenuhi sehingga kesehatan akan tetap terjaga,” ungkapnya.

Arumi sapaan akrabnya menjelaskan, untuk memberikan  edukasi yang benar tentang diet, guru di sekolah harus dilibatkan. Guru bisa ikut berperan dengan selalu mengingatkan anak didik, bagaimana diet yang benar dan dampak buruknya juga.

“Guru menjadi pihak yang tepat agar remaja bisa menjauhi program diet yang salah. Apabila dibandingkan, orang tua yang mengingatkan biasanya anak-anak akan mengacuhkan, tapi apabila guru mereka dengan mudahnya untuk patuh,” lanjutnya.

Sumber: Humas Jatim
Editor.   : A Adib

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *