Industri Wingko Babat Lamongan Semakin Memasyarakat

Lamongan, detakpos – Membahas kuliner wingko tidak bisa lepas dari Babat, Lamongan, Jawa Timur, yang dikenal sebagai daerah cikal bakalnya kelahiran jajanan wingko.

Sebut saja ada wingko Kelapa Muda, Lo Lan Ing, yang mampu mendongkrak kuliner wingko menjadi makanan yang memasyarakat, bahkan pembuatnya sudah merata di berbagai daerah di Tanah Air.

“Penjual wingko disini membuat wingko langsung diperlihatkan kepada pembeli sudah berjalan lama,” kata seorang pembuat wingko di Lamongan Ny. Amak, pekan lalu.

Di tepi jalan raya Lamongan ke arah Surabaya, penjual wingko tidak hanya Ny. Amak, tetapi juga sejumlah pertokoan lainnya, bahkan cara memasaknya langsung dipertontonkan kepada pembeli.

Apalagi, di kawasan Pasar Babat, Lamongan, penjual juga pembuat kuliner wingko jumlahnya cukup banyak.

Di lokasi penjual jajanan Wingko berjajar peralatan memasak wingko, tidak hanya satu, tetapi jumlahnya cukup banyak.

“Ya agar pembeli percaya kalau Wingko ini buatan kami,” jelas dia.

Bagi pembuat Wingko, sebagaimana dituturkan sejumlah pembuat wingko, di dalam label produksi wingko bukan asal Babat, Lamongan, sudah tidak ada masalah.

“Saya juga membuat Wingko yang saya beri merek sendiri produksi Baureno, Bojonegoro,” jelas pembuat wingko asal Kecamatan Baureno, Bojonegoro Ny. Anugerah.

Baik wingkon produksi Lamongan, juga Bojonegoro tidak terikat dengan bentuk wingko produksi asli yang pernah memasyarakat, tetapi lebih kecil kemudian ditempatkan di dalam kotak dengan isi masing-masing 10 wingko.

Harga wingko di Bojonegoro dan Lamongan, dengan pola di dalam kotak berkisar Rp18.000-Rp20.000 per kotak.”Saya sehari bisa menjual rata-rata 60 kotak,” ucap Ny. Mamak, menegaskan. (tim detakpos)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *