Jakarta–Detakpos-Pergerakan harga minyak masih dalam tren penurunan, seiring kondisi pasar global yang dibayangi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok. Tim Harga Minyak Indonesia melaporkan, Indonesian Crude Price (ICP) untuk bulan Mei 2019 mengalami penurunan sebesar USD 0,24 per barel dari USD 68,31 per barel pada April 2019 menjadi USD 68,07 per barel.
“Kekhawatiran pasar atas perang dagang AS-Tiongkok yang berkepanjangan kian memperlemah perekonomian global, salah satunya yang kena imbas adalah rendahnya permintaan minyak mentah global,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agung Pribadi, di Jakarta, Rabu, kemarin.
Berdasar analisa Tim Harga Minyak, Penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional disebabkan oleh sentimen negatif pasar atas pernyataan Presiden Amerika Serikat terkait pengenaan tarif sebesar 5% atas impor dari Meksiko, yang merupakan salah satu partner dagang dan pemasok utama minyak mentah AS.
Selain itu, publikasi Internasional Energi Agency (IEA) menunjukkan adanya penurunan permintaan minyak global tahun 2019 sebesar 0,2 juta barel per hari dibandingkan proyeksi periode sebelumnya.
Ditambah lagi, stok minyak mentah AS mengalami lonjakan drastis hingga 476,8 juta barel. Ini merupakan capaian tertinggi sejak September 2017 akibat adanya peningkatan impor minyak mentah serta penurunan tingkat pengolahan kilang di AS yang berada di bawah 90% dari kapasitas total.
Untuk kawasan Asia Pasifik, pergerakan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh penurunan tingkat pengolahan kilang-kilang independen di China akibat marjin kilang yang terus merosot.
Rincian perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada Mei 2019 sebagai berikut:
– Dated Brent turun sebesar USD 0,14 per barel dari USD 71,26 per barel menjadi USD 71,12 per barel.
– WTI (Nymex) turun sebesar USD 3,00 per barel dari US$ 63,87 per barel menjadi USD 60,87 per barel.
– Basket OPEC turun sebesar USD 0,55 per barel dari US$ 70,78 per barel menjadi USD 70,23 per barel.
– Brent (ICE) turun sebesar USD 1,33 per barel dari USD 71,63 per barel menjadi USD 70,30 per barel.
Pergerakan serupa juga terjadi pada ICP Sumatera Light Crude (SLC). ICP SLC turun sebesar USD 0,39 per barel dari USD 69,44 per barel menjadi USD 69,05 per barel.
Sumber: Tim ESDM