Oleh: AAdib Hambali *
“PELAJARILAH rekam jejak seorang pemimpin di masa lalu. Hanya dengan cara itu, kita tahu apa yang mungkin dilakukan pemimpin itu di masa depan.”kata Winston Churchill dilansir Denny JA, pendiri LSI dalam orasinya.
Spirit inilah yang muncul dari pidato Gibran Rakabuming Raka, menjelang berangkat akan ke KPU untuk mendaftar pada Pilpres 2024, mendampingi capres Prabowo Subianto.
Dari situlah LSI Denny JA pun mengungkap data tiga rekam jejak Gibran. Pertama, ketika Gibran menjadi Walikota Solo. Ini data dari BPS tahun 2022.
Bahwa di tahun 2020, ketika Gibran baru terpilih sebagai Walikota Solo, pertumbuhan ekonomi di sana minus 1,74%. Bukan hanya 0 pesen, tapi minus!
Lalu kemudian di tahun terakhir data BPS, tahun 2022, setelah dua tahun Gibran menjadi Walikota, pertumbuhan ekonomi Solo meningkat pesat di angka 6,25%.
Pertumbuhan ekonomi Solo di tahun 2022 itu salah satu pertumbuhan ekonomi paling tinggi di Jawa. Dan ini sudah di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional, 5,3%.
Kemudian, kedua adalah data KPU. Ketika Gibran menjadi peserta Pilkada Walikota Solo, di tahun 2020, ia didukung oleh 86,5 persen suara. Tinggi sekali tingkat dukungannya. Gibran menang telak.
Dukungan setinggi 86,5 persen.
Ketiga, ketika usia Gibran lebih muda lagi. Sebelum Gibran terjun ke politik, ia menjadi pengusaha kecil dan menengah (UKM).
Gibran pernah menjadi pedagang kaki lima. Ia jualan markobar, ini sejenis martabak. Gibran menggunakan gerobak di kaki lima. Usahanya buka hanya di malam hari.
Mulai dari satu titik usaha yang kecil itu, usaha Gibran lalu berkembang dan meluas ke 37 wilayah. Itu termasuk di berbagai kota besar. Gibran pun tumbuh menjadi pengusaha yang kokoh.
Sejak awal, Gibran ingin ikut menumbuhkan UKM. “Tapi,” menurut Gibran, “ini akan lebih mudah ia lalukan jika ia menjadi politisi.
Maka Gibran pun terjun ke dalam politik praktis.
“Ini program unggulan. Kredit startup milenial. Ini untuk bisnis-para milenial yang berbasis Inovasi dan teknologi.”
Dalam pidato itu, Gibran menyampaikan enam program unggulan. Yaitu Dana Abadi Pesantren. Kredir startup milenial.
Juga program KIS (Kartu Indonesia Sehat) Lansia. Juga kartu anak sehat untuk persoalan stunting. Pula Hilirisasi industri. Terakhir, program ekonomi hijau dan energi hijau.
Secara elektoral, jika program ini luas dikampanyekan, begitu besar efeknya kepada banyak kantong suara pemilih.
Program Kredit Start Up Milenial akah menyentuh populasi generasi milenial. Kini jumlah mereka 48,5%. Dana Abadi Santri disambut gembira oleh populasi Santri. Dari pemilih komunitas NU saja, jumlah populasinya 52 %
Sangat mengena jika dalam acara di Glora Bung Karno itu Gibran menyapa mursyid sejumlah Thoriqoh Annahdliyyah dengan sapaan Abah Habib Lutfi bin Yahya asal Pekalongan yang hadir saat itu dan membacakan doa sebelum menuju ke Kantor KPU untuk mendaftar.
KIS untuk lansia disukai oleh populasi lansia sebanyak 16%. KIS anak untuk program stunting akan disukai ibu rumah tangga wong ciliik. Jumlah mereka sekitar 30%.
Dari rekam jejaknya, Gibran beberapa kali mencapai puncak gunung prestasi. Terbuka pula kemungkinan Gibran bisa menjalankan 6 program itu jika terpilih.
Namun tentu saja capaian penentu saat ini, seberapa besar Gibran bisa mengangkat dukungan kepada Prabowo-Gibran.
Di balik kritik kaum terpelajar yang keras, quick survei, tele survei LSI Denny JA setelah putusan MK di bulan Oktober ini, Prabowo- Gibran masih mengungguli Ganjar- Mahfud dan Anies- Muhaimin.
Mampukah Gibran ikut memperlebar margin kemenangannya? Maka 4 bulan dari sekarang, hingga Februari 2024, pemilih di seluruh Indonesia yang akan menjadi hakimnya. Demikian pertanyaan Denny JA belum lama ini. (*)
* Redaktur senior Detakpos.com