Ketika “Gus Menteri” Ungkap Fakta Sejarah

Oleh: A Adib Hambali (*

NYINYIR. Begitulah istilah tepat untuk menggambarkan reaksi mereka ketika Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas ( Gus Yaqut) mengungkap fakta sejarah tentang Kementerian Agama.
(Kemenag).

Pernyataan Menag RI Gus Yaqut adalah Kemenag merupakan hadiah Negara untuk NU.

Marah, sehingga Ketua Umum Tim Pembela Ulama & Aktivis, Eggi Sudjana meminta kepada Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menangkap Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas karena telah melontarkan pernyataan yang menyinggung Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA).

Untuk menghindari perbuatan pidana ini terjadi, menghindari penghilangan barang bukti, juga menghindar Yaqut Cholil Qoumas melarikan diri, maka Eqqi meminta dengan hormat kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, agar menangkap dan memproses hukum Yaqut Cholil Qoumas, sebagai bentuk konfirmasi bahwa setiap warga negara berkedudukan yang sama dimuka hukum,” ( CNNIndonesia.com, Senin (25/10).

Pernyataan Yaqut mengundang kritij juga dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang dakwah, Cholil Nafis. Dia berpendapat bahwa Kementerian Agama bukan semata-mata hadiah untuk Nahdlatul Ulama (NU) saja. Ia menegaskan bahwa Kemenag mengurusi semua agama hingga kepercayaan.

Soal Tokoh-tokoh NU berjasa itu untuk bangsa bukan hanya untuk NU saja. Begitu saat Kiai Hasyim Asy’ari mengeluarkan resolusi jihad untuk semua golongan,” kata Cholil dalam yang dikutip dari akun Twitter resminya @cholilnafis, Senin (25/10).

Cholil tak menafikkan bahwa NU selama ini banyak bersentuhan dengan urusan Kementerian Agama. Namun bukan berarti Kemenag harus dikuasai oleh NU semata.

Ketua PP GP Ansor Luqman Hakim, menanggapi reaksi pihak pihak yang tidak setuju. Bahkan Eggi langsung menggiring ke arah kriminalisasi terhadap  upaya membuka fakta sejarah yang diungkap Gus Yaqut.

“Sama sekali tidak ada yang salah dari pernyataan Menteri Agama Gus Yaqut mengenai sejarah peran NU dalam pembentukan NKRI dan Kementerian Agama,”kata Luqman Hakim.

Silahkan pelajari berbagai peristiwa yang terjadi sampai Proklamasi 17 Agustus 1945, terutama dalam rentang waktu Januari-Agustus 1945.

“Bagaimana Piagam Jakarta dirumuskan, bagaimana persiapan kemerdekaan, bagaimana perdebatan yang terjadi pada 18 Agustus 1945 pada saat BPUKI membahas dan menetapkan UUD 1945, bagaimana peran wakil NU KH. Wahid Hasyim dalam penghapusan 7 kata Piagam Jakarta, dsb,”ungkap Luqman Hakim dalam pernyataan pers.

Dia pun meminta untuk mencari dan mempelajari sumber-sumber sejarah yang lengkap dan obyektif, jangan hanya dari sumber sejarah yang telah dimanipulasi.

Sebagai negara yang lahir dari multi-keragaman, maka wajar saja kalau mengakui kekhususan dan keistimewaan bagi entitas tertentu, seperti daerah dan ormas tertentu.

Itulah kenapa sampai sekarang masih ada daerah-daerah tertentu yang diberi status istimewa atau khusus. Juga ada ormas-ormas yang diberi keistimewaan sehingga tidak harus tunduk sepenuhnya pada undang-undang tentang organisasi kemasyarakatan.

Terhadap realitas seperti itu,  kalau kita berpikir sempit dan tidak paham sejarah, tentu akan mudah menganggapnya sebagai bentuk arogansi dan diskriminasi. Dan, karenanya ingin membubarkannya.

Sebagai Menteri Agama yang belum ada setahun menjabat, Gus Yaqut telah berhasil memposisikan Kementerian Agama bukan hanya kementerian yang menaungi umat Islam, tetapi umat semua agama. Meski memiliki peran besar menjaga keutuhan NKRI dalam berbagai situasi kegentingan negara, watak asli NU selalu menghormati keberbedaan dan melindungi minoritas.

Karena itu, tidak pernah ada perlakuan sewenang-wenang yang dilakukan NU terhadap kelompok-kelompok lain di negeri ini. Terang benderang fakta NU selalu menghormati perbedaan dan terang pula fakta pihak mana yang selalu bertindak diskriminatif kepada sesama anak bangsa atas nama agama.

“Maka, saran saya, sejarah yang disampaikan Gus Yaqut tidak perlu menjadi polemik. Kami maklum kalau ada yang kaget, karena selama ini memang telah terjadi manipulasi besar-besaran atas dokumen-dokumen sejarah yang menghilangkan peran kesejarahan pihak tertentu, termasuk peran kesejarahan NU.

Maka, ketika Gus Yaqut  mengungkapkan sejarah yang obyektif berdasarkan fakta, pasti ada pihak-pihak yang terkaget-kaget dan tidak suka.

“Sebagai pimpinan GP Ansor, tentu saya berterimakasih kepada semua pihak yang memberi masukan, saran dan kritik atas kinerja Menag Gus Yaqut.”

Masukan, saran dan kritik akan menjadi pelecut Gus Yaqut meningkatkan kinerjanya demi pelayanan terbaik kepada rakyat, bangsa dan negara.

Tentu pihaknya juga sangat memahami perbedaan antara saran, masukan dan kritik dengan serangan kebencian dan fitnah.

Respons para pihak terhadap pernyataan Menag Gus Yaqut beberapa hari ini, menurut Luqman lebih banyak tendensi ungkapan kebencian dari pihak-pihak yang selama ini memang tidak nyaman dengan posisi Gus Yaqut yang tegak lurus dengan Islam rahmah dan NKRI harga mati.

“Kepada mereka, pasti kami punya perhitungan sendiri, bukan demi Gus Yaqut atau jabatan Menteri Agama, tapi semata demi keutuhan NKRI,”pungkas Lukman.

*)Redaktur Senior Detakpos.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *