Membaca Strategi Mega Hadapi Kontestasi di 2024

Oleh : A Adib Hambali (*

TAHUN 2024 menjadi  pertarungan generasi muda, anak muda
peduli melinial. Rivalitas politik di Pemilu 2024 akan ditentukan generasi muda.

Hanya partai-partai yang mampu mengakomodasi para pemuda dan peduli generasi milenial yang bakal mempunyai peluang besar  memenangi pemilu itu.

Milenial akan menjadi kunci kemenangan di Pemilu 2024. Pertarungan pun akan didomininasi anak-anak muda.

Pada Pemilu 2019, ternyata yang banyak terpilih dan menjadi anggota legislatif adalah kader-kader milenial.

Di 2024, jumlah milenial yang akan maju dan masuk parlemen, tentu akan lebih banyak lagi.

Jika PDI Perjuangan (PDI-P) ingin menang lagi di 2024, maka harus dipimpin oleh sosok yang peduli dengan milenial. Bukan sosok yang jauh, apalagi mengenyampingkan kepentingan milenial.

Isyarat itu yang kemungkinan mengilhami Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnopuptri, sehingga menempatkan 90 persen ketua DPC kabupaten/kota di Jawa Timur, adalah orang orang baru.

Konfrensi Dewan Pimpinan Cabang (DPC) serentak pun digelar di Empire Palace Surabaya, Minggu (7/7/2019).

Berbeda dengan konfrensi sebelumnya, forum pemilihan ketua DPC serentak ini kemungkinan dilakulan menyusul Kongres PDI-P yang dipercepat pada Agustus 2019 di Bali.

Kongres dipercepat untuk menyesuaikan dengan agenda Presiden terpilih Joko Widodo yang akan dilantik, begitu juga ketua MPR, DPR dan DPD RI dan DPRD Provonsi dan DPRD Kabupaten/kota.

DPP PDI-P mulai mencoba dalam kepengurusan DPC priode 2019-2024 ini menempatkan generasi milenial, sehingga 90 Persen Ketua DPC Kabupate/kota di Jwa Timur adalah orang baru.

Tentu saja hal ini menimbulkan pro dan kontra. Setidaknya pada kobfrensi cabang serentak yang diwarnai aksi Walk Out (WO).

Pasalnya, putusan DPP terkait nama-nama yang dipilih dan diputuskan menduduki jabatan ketua, sekretaris dan bendahara (KSB) DPC PDI-P Kabupaten/Kota di Jawa Timur periode 2019-2024 banyak yang tak sesuai dengan usulan sejumlah PAC.

Protes keras terhadap keputusan DPP PDI-P kali pertama muncul dari ruang rapat pleno pemilihan ketua DPC PDI-P Kabupaten Bojonegoro.

Sesuai SK DPP yang menjadi ketua DPC  Bojonegoro adalah H Abidin Fikri, Sekretaris Hasan Abrory dan Bendahara Bambang Sutriyono

Sontak, 28 utusan PAC se Kabupaten Bojonegoro melancarkan protes karena tidak bisa  menerima nama-nama yang diputuskan oleh DPP PDI-P.

Bahkan mereka langsung walk out dari ruang pleno dan mengancam rekan-rekannya yang tidak segera meninggalkan ruang pleno.

Nama-nama yang diputuskan DPP menduduki KSB DPC PDI-P Bojonegoro tidak sesuai usulan dari PAC, sehingga mereka  menolak karena suaranya tidak dihargai.

Berdasarkan usulan  PAC nama-nama calon ketua DPC PDI-P Kabupaten Bojonegoro adalah Donny Bayu Setiawan (22 suara), Budi Irwanto (19 suara), Nur Yasin (9 suara), Amin Tohari (5 suara), dan Hermanto (5 suara).

Yang paling mereka protes adalah masuknya Hasan Abrory sebagai sekretaris. Dia tidak dikenal di Bojonegoro. Begitu juga Abidin Fikri dia bukan orang Jatim tapi anggota DPR RI dari Dapil Bojonegoro.

Proses regenerasi kader di tubuh partai berlambang Kepala Banteng nampaknya menuku ke arah perubahan melalui konfercab serentak ini.

Terbukti, selain DPC Bojonegoro yang berubah total, beberapa cabang juga mengalami hal serupa walaupun dari segi kinerja sangat berhasil, karena mampu mengantar PDI-P memenangi Jawa Timur, yang selama ini menjadi basis PKB.

Di antara DPC PDI Perjuangan yang mengalami perubahan dan regenerasi kader adalah DPC PDI-P Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo. Ketua Whisnu Sakti Buana tidaj terpilih.

Yang ditunjuk oleh DPP adalah Adi Sutarwijono sebagai ketua, Taru Sasmito sekretaris dan Baktiono bendahara.

Begitu juga DPC PDI- P Kabupaten Sidoarjo berubah total. Berdasarkan SK DPP yang dibacakan di dalam rapat pleno pemilihan, ketua dijabat Sumi, sekretaris Samsul dan bendahara Sujarno.

Walaupun yang menjabat KSB orang-orang baru, tapi peserta Konfercab bisa menerima.

Wajar jika dalam rapat pleno pemilihan ada dinamika usai SK DPP PDI-P dibacakan. Lumrah jika ada dinamika respons PAC terhadap keputusan DPP. Sebab dari awal PAC se Surabaya mensupport Whisnu Sakti Buana sebagai ketua DPC Kota Surabaya.

Bagi DPP ini adalah pilihan menuju 2024, ketika akan terjadi pertarungan para generasi muda di Pilpres.

Puan Maharani, Muhaimin Iskandar (PKB), Khofifah Indar Parawansa masuk 15 tokoh yang terjaring dalam “radar” LSI Denny JA sebaga kandidat calon presiden yang akan bersaing di Pilpres 2024.

*): Redaktur senior Detakpos

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *