Oleh: A Adib Hambali *
POPULASI penduduk muslim terbesar di Indonesia adalah warga Nahdlatul Ulama (Nahdliyyin). LSI Denny JA dalam rilis pada Selasa (5/9/2023), mencatat jumlahnya mencapai 56,9 persen warga dan mengaku bagian dari NU. Terjadi lonjakan luar biasa dari hasil surve pada 2005 yang baru mencapai 27,5 persen.
Wajar jika Nahdlyyin ini menjadi rebutan bakal capres setiap menjelang Pilpres. Bahkan selalu melibatkan tokoh tokohnya. Hal itu bisa kita simak sejak era pemilihan langsung muncul tokoh NU seperti KH Shalahuddin Wahid yang digandeng capres Wiranto dari Partai Golkarr, Ketua Umum PDI Perjuangan dan Capres Megawati menggandeng Ketua PBNU. KH Hasyim Muzadi. Juga capres Joko Widodo bersama Rais Aam Syuriah KH Ma’ruf Amin.
Terkini Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memasangkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dengan Capres Anies Baswedan
LSI Denny JA pun merilis hasil survei terbaru menyusul pengumuman pasangan capres Anies Baswedan cawapres Cak Imin oleh Surya Paloh.
Surya Paloh diminta jangan berharap banyak pada Cak Imin bisa menambah banyak suara pada koalisi ini. Hasil surveinya menyebutkan, warga NU yang memilih Partai Kebamngkitan Bangsa (PKB) justru hanya 11, 6 persen.
Bahkan Denny menyebutkan Nadliyyin yang memilih PDI Perjuangan lebih banyak mencapai 21,9 persen, Geriindra 13,6 persen dan memilih Golkar 12, 2 persen, sedikit di bawah PKB.
Denny menyebut faktor kenapa warga NU memilih PKB hanya sedikit, ini tidak terlepas dari konflik antara Muhaimin dengan tokoh NU KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sehingga banyak warga NU yang tidak memilih PKB.
Bahkan putri Gus Dur (Yenny Wahid) kata Denny JA sampai saat ini masih menyatakan oposisi dengan PKB Cak Imin (detakpos.com, Senin (4/9/2023).
Survei Denny JA ini memperkuat survei Indopol Survey and Consulting sebelumnya bahwa mayoritas warga NU memilih Menko Polhukam Mahfud MD menjadi tokoh NU yang memperoleh respons positif dalam bursa capres di Pilpres 2024
Sebanyak 17,48 persen warga NU memilih Mahfud MD ketika ditanya, di antara tokoh NU yang bapak atau ibu paling inginkan untuk memimpin Indonesia (Presiden) ke depan?” kata Direktur eksekutif Indopol Survey, Ratno Sulistiyanto dalam rilis hasil survei bertajuk Untuk Siapa Tiket Capres NU?l (detakposcom, 18/7/2022).
Selanjutnya di posisi kedua capres pilihan nahdliyin yakni Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa 11,87 persen, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar 9,02 persen, Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf 4,55 persen, mantan Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj 2,85 persen, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas 2,44 persen dan lainnya 3,01 persen.
Indopol Survey and Consulting juga bertanya kepada nahdliyin soal pencapresan Muhaimin Iskandar. Dengan pertanyaan, PKB telah menetapkan Muhaimin sebagai Capres, apakah Bapak/Ibu setuju dengan keputusan partai tersebut?
Hasilnya, 24,72 persen nahdliyin menyatakan tak setuju. Yang setuju hanya 20,24 persen. Yang masih menunggu dan belum menjawab 55,04 persen. Alasan responden yang tidak setuju, sebanyak 41,12 persen menyatakan, Muhaimin kurang bisa mengubah bangsa ini menjadi lebih baik. Sebanyak 29,28 persen menyatakan, Muhaimin pernah berselisih dengan Gus Dur. Tokoh yang amat dihormati oleh warga NU dan bangsa ini. Alasan lainnya 7,5 persen dan tak menjawab sebanyak 22,04 persen.
Apalagi Cak Imin sekarang berpasangan dengan Anies Baswedan yang dikenal memiliki pendukung kelompok pengusung politik identitas ketika tetpilih menjadi Gubernur DKI. Sangat bertolak belakang dengan warga NU yang tidak sepaham dengan politik identitas
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf tegas memastikan tidak ada satu pun bakal calon presiden (bacapres) atau bakal calon wakil presiden (bacawapres) atas nama NU.
“Jangan ada calon (bacapres-bacawapres) mengatasnamakan NU. Kalau ada calon itu atas nama kredibilitasnya, atas nama perilakunya sendiri-sendiri, bukan atas nama NU,” tegas Gus Yahya dalam keterangan persnya di Kantor PBNU, Sabtu 2 Agustus 2023.
secara struktural NU maupun kiai-kiai NU juga tidak akan memberikan dukungan ke calon tertentu. Kalau ada klaim, kiai-kiai NU merestui itu sama sekali tidak betul. Selama ini tidak ada pembicaraan terkait calon presiden atau wakil presiden.
Jika ada warga NU yang ingin mencalonkan diri, Gus Yahya mempersilakan untuk bisa berjuang lewat partai politik bukan lewat NU.
“Orang tahu NU ini punya warga banyak sekali. Survei Alfara 52,9 persen populasi muslim Indonesia mengaku NU,” ujarnya.
Saat ini, warga NU juga sangat cerdas sehingga tidak bisa lagi ditarik-tarik untuk memenuhi ambisi calon tertentu.
Apalagi seluruh kader dan pengurus di berbagai tingkatan semakin memegang teguh Khittah dan pedoman berpolitik warga NU.
Redaktur senior detakpos.com-