Kota Mataram–Detakpos-Sebanyak 98 korban meninggal gempabumi di Lombok, NTB mendapat santunan ahli waris masing-masing sebesar Rp15 juta. Setiap korban luka mendapat bantuan pengobatan sebesar Rp2,5 juta
Menteri Sosial Idrus Marham mengungkapkan pemerintah terus memberikan penguatan dan pendampingan penanganan gempa Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Kendali dalam penanganan bencana alam gempa bumi oleh Pemerintah Daerah dalam hal ini Pemprov NTB. Sementara pemerintah pusat khususnya Kementerian Sosial memberikan pendampingan dan penguatan,” katanya kepada wartawan usai meninjau Posko Induk di Kecamatan Tanjung, yang berlokasi di depan Kantor Kabupaten Lombok Utara, Selasa.
Penguatan dan pendampingan ini, lanjutnya, adalah memastikan pemda dapat melakukan pemenuhan kebutuhan dasar warga terdampak. Yakni kebutuhan permakanan, kebutuhan tempat tinggal sementara berupa tenda-tenda dan layanan dukungan psikososial.
Mensos menjelaskan untuk pemenuhan kebutuhan makan pengungsi dan warga terdampak gempa telah didirikan empat Dapur Umum di Kabupaten Lombok Utara. Kemensoa juga menyerahkan 3.000 paket sembako bantuan Presiden tahap pertama dari rencana 10 ribu paket sembako.
Dapur Umum disiapkan untuk pengungsi, warga dan relawan yang berada di posko pengungsian dan sekitarnya. Sedangkan sembako disalurkan untuk menjangkau warga yang bertahan di medan yang sulit atau berada di lingkungan sekitar rumah mereka dan masih bisa memasak untuk keluarganya.
“Kami bisa memahami sebagian masyarakat ingin bertahan di dekat rumah, maka sembako kami bagikan untuk bisa dikelola oleh warga,” katanya.
Ditambahkannya, sejumlah dapur umum dari berbagai elemen masyarakat juga didirikan di beberapa titik. Mensos mempersilakan dapur umum yang dikelola swadaya berjalan memberi layanan, sementara Kemensos akan membantu memenuhi bahan pangannya.
Mensos menambahkan, untuk mengamankan kebutuhan pangan warga, ia mendorong bupati dan wali kota menerbitkan Surat Keputusan Tangap Darurat untuk mengeluarkan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) hingga 100 ton. Sementara di tingkat provinsi, Gubernur dapat mengeluarkan SK untuk mengeluarkan CBP hingga 200 ton. Apabila CBP tersebut telah digunakan maka untuk keperluan di atas 200 ton dapat dikeluarkan oleh Mensos.
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) Harry Hikmat mengatakan untuk distribusi sembako dan nasi bungkus dari dapur umum, pihaknya mengerahkan Tagana dan Pendamping PKH. Hanya saja karena mereka juga terdampak gempa dan mengungsi, maka perlu dukungan personel dari wilayah terdekat NTB.
“Tercatat yang telah diberangkatkan oleh Pemprov masing-masing adalah Tagana Jatim sebanyak 20 orang, Tagana Sulsel 10 orang, Tagana Gorontalo 7 orang, dan Tagana Kalsel 5 orang. Mereka akan bergabung dengan tim Kemensos di Posko Induk di Kecamatan Tanjung. Selanjutnya berbagi tugas ke berbagai titik terdampak gempa,” kata Dirjen.
Harry menjelaskan Tagana dari berbagai provinsi juga membawa bantuan logistik dan Dapur Umum mobile untuk membantu pemenuhan kebutuhan makanan pengungsi.
“Selain Tagana, Pendamping PKH juga kami libatkan untuk membantu evakuasi, pendistribusian logistik, penyaluran kebutuhan permakanan, maupun pendataan warga terdampak gempa,” kata Dirjen.
Koordinator PKH Kabupaten Lombok Utara Raden Zulkarnaen mengatakan setiap Pendamping berinisiatif di kecamatan masing-masing menjadi panitia lokal yang mengkoordinir pendistribusian bantuan makanan dan air minum. Zul sendiri saar ini mengelola Posko Dusun Cupek Desa Sigar Penjalin, Kecamatan Tanjung.
Sementara itu dalam kunjungan ke Posko Induk, Mensos yang hadir mendampingi Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, berdialog dengan pengungsi dan memberi penguatan keluarga korban meninggal akibat gempa.
“Kami berdua datang ditugaskan Presiden Joko Widodo menyampaikan duka cita kepada seluruh warga NTB khususnya yang anggota keluarganya meninggal dunia. Untuk itu kami diperintahkan oleh Bapak Presiden untuk menyerahkan santunan untuk ahli waris korban meninggal dan bantuan biaya perawatan untuk korban yang mengalami luka-luka,” kata Mensos di bawah tenda Kemensos yang dimanfaatkan warga untuk tinggal sementara.
Sebanyak 98 korban meninggal mendapatkan santunan ahli waris masing-masing sebesar Rp15 juta. Setiap korban luka mendapat bantuan pengobatan sebesar Rp2,5 juta.
Penyerahan santunan secara simbolis oleh Menko Polhukam dan Mensos kepada para ahli waris berlangsung penuh haru. Seorang ibu tak kuasa menahan tangis saat Mensos menyalami dan menyampaikan santunan.
“Sabar dan tawakal ya, Ibu. Peristiwa ini tidak kita kehendaki namun ini adalah ketetapan Allah. Ibu dan keluarga tabah ya,” ujar Mensos lirih seraya merangkul pundak sang ibu.
Perempuan berjilbab coklat itu mengangguk lemah sambil berurai air mata. Seorang petugas Layanan Dukungan Psikososial (LDP) Kemensos memapah dan memberikan trauma healing. Dalam LDP, bentuk kegiatan yang dilakukan dalam LDP di antaranya katarsis mental, permainan, pengajian di lokasi pengungsian, menyiapkan sekolah darurat dan ramah anak. Jumlah tim LDP yang saat ini bertugas sebanyak 29 orang.(
“Setelah santunan dan bantuan ini, Kemensos akan menyiapkan Jaminan Hidup (Jadup). Sekarang masih dalam proses pendataan jumlah anggota keluarga dan jumlah rumah yang mengalami kerusakan,” terangnya.
Kepada para pengungsi, Mensos mengatakan selama rumah warga belum dibangun kembali, Kementerian Sosial menyiapkan 639 tenda yang didistribusikan secara bertahap kepada warga.
“Dengan adanya tenda mereka bisa lebih terlindungi mengingat gempa susulan dengan skala kecil masih terjadi,” paparnya.
Terakhir, lanjut Mensos, setelah kebutuhan permakanan dan perlindungan berjalan, Kemensos juga memberikan dukungan psikososial untuk membantu memulihkan psikologis warga terdampak gempa khususnya kelompok renta. Yakni lansia, ibu hamil, anak dan disabilitas.
Setelah menyerahkan santunan, di Posko Induk Mensos mengunjungi rumah sakit lapangan, tenda pengungsian, gedung kantor bupati yang roboh dan rusak total, serta ke Bangsal Pemenang yang merupakan pelabuhan penyeberangan menuju Gili untuk mwlihat proses evakuasi wisatawan.
Total bantuan Kemensos yang telah disalurkan untuk korban gempa terdiri dari bantuan lositik, santunan ahli waris tahap satu dan tahap dua untuk 109 orang, dan 3000 paket sembako adalah Rp 3,1 milyar. Bantuan logistik dalam bentuk lauk pauk, sandang, tenda, matras, kids ware, selimut, family kids, food ware, kasur, velbed, beras, sembako. (dib)