Bojonegoro – Detakpos – Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, berlakukan siaga I (hijau) dalam menghadapi luapan banjir Bengawan Solo di Bojonegoro dengan ketinggian air 13,50 meter, Kamis (19/01/2017) pukul 03.00 WIB.
“Ketinggian air di Bojonegoro masuk siaga I, tetapi tidak dalam waktu lama akan surut, sebab di daerah hulunya air sudah surut sejak sehari lalu,” kata Petugas Posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Budi Hendro.
Sesuai data, di daerah hilir Bojonegoro mulai masuk siaga I dengan ketinggian 13,10 meter, pukul 24.00 WIB.
Namun ketinggian air Bengawan Solo Ndungus, Ngawi, mulai surut menjadi 6,80 meter, yang sebelumnya sempat mencapai titik tertinggi 7,95 meter, Rabu (18/01/2017), pukul 12.00 WIB.
Sedangkan ketinggian air Bengawan Solo di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, di daerah hulu Kota Bojonegoro sehari lalu masih naik menjadi 27,50 meter.
Menurut dia, naiknya ketinggian air Bengawan Solo di hilir, Jawa Timur, dipengaruhi hujan yang terjadi di Ponorogo dan sekitarnya, selain ditambah dengan hujan lokal.
“Di daerah hilir, Tuban, Babat, Lamongan ketinggian air masih naik, tetapi sekarang masih di bawah siaga banjir,” ucap Petugas Posko UPT Bengawan Solo lainnya Pandu, menambahkan.
Meski sudah siaga I, lanjut dia, pemantauan ketinggian air di daerah hili Bojonegoro, Tuban dan Lamo ngan, dilakukan tiga jam sekali.
Ketinggian air di hilirnya mulai Babat, Laren, Karanggenen, dan Kuro, Lamongan, pukul 03.00 WIB, masing-masing 6,58 meter, 4,60 meter, 3,30 meter dan 1,43 meter.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Andik Sudjarwo, sebelumnya, meminta seluruh camat yang wilayahnya dilalui Bengawan Solo untuk meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi ancaman banjir luapan Bengawan Solo.
“Kami minta seluruh camat mengantisipasi dampak yang ditimbulkan akibat meluapnya Bengawan Solo juga adanya banjir genangan,” tandasnya. (tim detakpos)