Lamongan, detakpos – Bupati Lamongan, Jawa Timur, Fadeli menghadiri pertemuan petani, ilmuwan dan pengambil kebijakan pertanian bioteknologi se Asia di Filipina dalam “11st Pan-Asia Farmer Exchange Program”.
Kehadirannya di sana atas undangan dari Crop Life Asia Tenggara.
Selama di Filipina, Fadeli didampingi Prof. Sidi Asmono dari Indonesia Country Coordinator International Food Policy Research Institute-Program for Biosafety Systems (IFPRI-PBS).
Selaint itu juga Ketua Asosiasi Petani Jagung Indonesia Sholahuddin dan Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Lamongan Aris Setiadi, juga untuk mempromosikan pengembangan jagung di Lamongan.
Di hari pertama kunjungannya, dia diterima Duta Besar Indonesia untuk Filipina, Letjen (Purn.) Johny Lumintang di Manila, Selasa (20/3).
Kepada Dubes, dia menjelaskan demonstrasi farming (demfarm) jagung modern seluas 100 hektar di Desa Banyubang Kecamatan Solokuro mampu menghasilkan produktivitas 10,6 ton per hektar jagung pipilan kering dengan kadar air 17 persen.
Demfarm jagung modern itu kini dikembangkan di 12 kecamatan yang mencakup areal seluas 10 ribu hektar.
“Lamongan tidak berhenti pada pengembangan produksi Jagung. Bahkan kini mulai dikembangkan produksi benih unggul jagung dengan produktivitas tinggi dan siap memasuki pasar ekspor, ” lanjut Fadeli.
Terkait kesiapan untuk pasar ekspor tersebut, beberapa waktu lalu Menteri Pertanian Amran Sulaiman telah mencanangkan Lamongan sebagai lumbungnya benih jagung nasional dengan mendorong ekspor benih Jagung dari Lamongan.
Kementan akan memberikan bantuan dalam packaging produk benih. Sehingga bisa dijual dengan harga Rp 75 ribu perkilogram.
Selain pengemasan, Fadeli menjelaskan kepada Dubes bahwa Kementan juga siap membantu benih jagung dengan varietas yang memiliki potensi produktivitas antara 9 hingga 14 ton perhektar untuk Lamongan, tidak hanya untuk 10 ribu hektar, tapi 15 ribu hektar.
Beberapa Negara tetangga yang saat ini sudah memiliki kerjasama ekspor benih jagung dengan Indonesia yaitu Malaysia, Papua Nugini, dan akan menyusul Timor Leste.
Sementara itu, Letjen (Purn.) Johny Lumintan menyampaikan apresiasi atas keberhasilan Bupati Lamongan dalam mengembangkan pertanian jagung modern di Lamongan.
“Dengan keberhasilan itu saya sangat mendukung bila teknologi modern pengembangan jagung di Lamongan untuk segera diadopsi oleh daerah-daerah lain sentra jagung di seluruh Indonesia, sebelum teknologi tersebut diadopsi oleh negara lain, “ ujar dia.
The Pan-Asia Farmer Exchange Program yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2007 ini merupakan wadah untuk sharing dan berbagi pengetahuan dalam pertanian bioteknologi.
Peserta akan belajar pertanian bioteknologi secara langsung dengan mengunjungi pertanian biotek untuk pasar komersial, mengunjungi fasilitas penelitian dan pengembangan tanaman biotek, juga melakukan pertemuan dengan petani, ilmuwan dan pengambil kebijakan pertanian biotek. (Humas Lmg/detakpos)