Petugas Gabungan Padamkan Api di Gunung Sumbing dan Sindoro

TemanggunDetakpos – Sebanyak 174 petugas gabungan berhasil padamkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Gunung Sumbing dan 126 petugas gabungan berhasil memadamkan api di Gunung Sindoro.

Rencana tindak lanjut untuk operasi pemadaman di Gunung Sumbing (25/9) adalah melakukan pendinginan dan pemadaman ke titik api melalui dua jalur. Pertama, melalui jalur Banaran yang bertugas untuk melakukan pendinginan dan memastikan titik api tidak ada lagi. Kedua, melalui jalur Walitis yang bertugas melakukan pembuatan sekat bakar dan pemadaman langsung di titik api.

Luas daerah hutan lindung yang terbakar mencapai 24 hektar (per tgl 25 September 2019). Meliputi Petak 23-3, Petak 27-4 dan jenis tanaman/vegetasi hutan yang terbakar adalah semak belukar.

Upaya penanganan yang dilakukan adalah melakukan pemadaman dan penyisiran titik api dengan tim gabungan ke 3 jalur yaitu:
– Jalur banaran sebanyak 15 orang yang bertugas melakukan pemantauan, pemadaman dan penyisiran titik api di seputaran pos 3 jalur banaran, dan sudah tidak terpantau titik api.
– Jalur Walitis 28 orang yang bertugas merintis jalur, penyekatan dan pemadaman titik api, sampai dengan pukul 16.30 WIB masih terpantau adanya 1 titik api.
– Jalur Alternatif sebanyak 25 org (Jalur ini berada diantara jalur banaran dan jalur walitis) sebanyak 13 orang yang bertugas merintis jalur dan melakukan pemadaman di atas Blok Gowang, sampai dengan pukul 16.30 wib sudah tidak terpantau adanya titik api dan tim bergerak, bergabung dengan tim walitis.
– Pada pukul 16.30 WIB, tim gabungan ditarik turun karena cuaca tidak memungkinkan dan medan yang sulit dijangkau. Karena titik api berada di jurang dan keberadaan bara api yang masih panas.

Posko Gabungan Karhutla Gunung Sumbing tahun 2019 di Desa Banaran, Kecamatan Tembarak, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.

Sementara itu, di Gunung Sindoro luas area yang terbakar adalah 9,7 hektar (per tgl 24 Sept 2019 pukul 12.00). Jenis tanaman yang terbakar alang-alang dan rumput.

Awal adanya api diketahui oleh masyarakat yang melapor kepada anggota basecamp yang diteruskan ke petugas Perhutani, disinyalir sumber api dari orang tidak bertanggungjawab.

Dihimbau untuk masyarakat dan pendaki, agar lebih hati-hati menyalakan api unggun atau membuang puntung rokok sembarangan.

“Dari kelalaian api kecil, dapat memicu kebakaran hutan dan lahan. Kita jaga alam, maka alam akan jaga kita,” kata Plt. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB,  AgusWibowo, Kamis (26/9).(d/5).

Editor: AAdib

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *