Jakarta–Detakpos-Jalan Marsekal Madya Hadi Tjahjanto, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) menjadi Panglima TNI menggantikan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo yang akan pensiun, dinilai mulus.
Wakil Komisi I DPR, Asril Tanjung akan segera melaporkan hasil uji fit and proper test Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI kepada pimpinan DPR Asril menyebutkan setelah menerima laporan dari Komisi I, selanjutnya pimpinan DPR akan menggelar rapat, dan kemudian dilakukan pembahasan oleh sejumlah pimpinan-pimpinan fraksi-fraksi melalui rapat badan musyawarah (bamus).
Pergantian Panglima TNI memang sudah wajar dan pasti harus terjadi. Tapi ada keanehan kalau diperhatikan dengan seksama, di mana Panglima TNI Gatot Nurmantyo baru akan pensiun pada Maret 2018.
”Artinya Panglima TNI Gatot Nurmantyo akan jadi Jendral bintang empat tanpa jabatan jika bulan ini terjadi pergantian panglima TNI,”tutur Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Arief Poyuono di Jakarta, (6/12).
Keanehan kedua sepertinya, lanjut Arief, Presiden Joko Widodo mungkin melihat dan membaca beberapa hasil lembaga survei terkait tokoh-tokoh yang punya potensi maju sebagai capres 2019. ”Nama Panglima TNI Gatot Nurmantyo mulai diperhitungkan oleh masyarakat untuk menjadi pesaing Joko Widodo dalam Pilpres 2019,”ujar dia.
”Kalau menurut saya daripada Gatot nanti jadi duri dalam sekam bagi Joko Widodo, maka strategi ‘tumpas kelor’ dilakukan oleh Joko Widodo terhadap Gatot Nurmantyo,”papar dia.
Jika demikian, menurut Arief, maka Gatot Nurmantyo menjadi korban ”syahwat” politik Joko Widodo yang ingin kembali berkuasa pada Pilpres 2019 nanti.
”Tapi Saya ingatkan saja rakyat sudah cerdas dalam menilai kinerja pemerintahan Joko Widodo, dan itu akan jadi penilaian bagi masyarakat untuk memilih dan tidak memilih Joko Widodo nanti di Pilpres 2019,”kata Arief Poyuono.(*/d2).