Bojonegoro – Detakpos – Pengagas Kampung Tumo di Dusun Tumo, Desa Hargomulyo, Kecamatan Kedewan, Bojonegoro, Jawa Timur, Priyo Martono mengaku sudah menghabiskan biaya berkisar Rp400 juta-Rp500 juta dari uang pribadi, juga patungan bersama temannya.
“Saya membangun bangunan di Kampung Tumo sejak September 2017,” kata Pramugara Air Asia itu, Kamis (12/7).
Menurut dia, uang yang dimanfaatkan untuk membangun Kampung Tumo di atas tanah seluas 2.996 meter persegi berasal dari keuntungannya memiliki lembaga kursus Bahasa Inggris dan kursus kepribadian di Pare Kediri.
Selain itu, juga memperoleh uang dari teman-temannya termasuk sesama pramugara, yang kemudian diwujudkan berbagai bangunan juga yang lainnya di lokasi setempat.
“Saya juga bekerja sama dengan warga yang tanahnya seluas 2 hektare, rencananya akan dimanfaatkan untuk lokasi kamping ground,” ucapnya menjelaskan.
Kawasan setempat masuk kawasan objek wisata “The Little” Teksas Wonocolo di Kecamatan Kedewan, yang masuk Geopark Nasional hamparan minyak bumi.
Jika dari Kota Bojonegoro, lanjut dia, membutuhkan waktu sekitar 1 jam, sedangkan dari Cepu, Jawa Tengah, hanya sekitar 30 menit.
“Saya berkeingingan menjadikan Kampung Tumo, selain untuk pelatihan juga menjadi tujuan wisatawan termasuk yang datang ke Teksas Wonocolo,” ucapnya.
“Baru Januari 2018 saya manfatkan untuk kursus Bahasa Inggris kepada siswa SDN, SLTP dan SLTA di Kecamatan Kedewan, Purwosari, juga kecamatan lainnya,” katanya menambahkan.
Saat ini, di lokasi setempat sudah berlangsung pelatihan pramugari dan kepribadian yang diikuti 25 peserta dari bergai daerah di Tanah Air, dengan 12 instruktur nasional.
Ia mengaku bertekad menjadikan Kampung Tumo sebagai tujuan wisatawan manca negara (wisman) juga wisatawan manca negara (wisman) datang berkunjung, selain ke lokasi objek wisata The Little Teksas Wonocolo, yang masuk Geopark Nasional hamparan minyak bumi.
“Dari sini ke lokasi Teksas Wonocolo hanya sekitar 10 menit,” ucapnya. (*/d1)