Bojonegoro – Detakpos – Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” (UPNV) Yogyakarta mendukung pengembangan wisata hutan di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, yang masuk kawasan cagar alam geologi (KCAG) sebagai objek wisata.
“UPNV mendukung, bahkan mendorong sejumlah geosite yang sudah masuk KCAG yang sudah ditetapkan masuk “Geopark” Nasional, segera dikembangkan sebagai objek wisata,” kata dia di Yogyakarta, Sabtu (20/1).
Ia memberikan contoh pengembangan objek wisata di Gunung Kidul geosite UNESCO global geopark Gunungsewu di Yogyakarta mampu meningkatkan ekonomi masyarakat.
“Pengembangan geosite KCAG di Bojonegoro juga akan meningkatkan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro Amir Syahid, menjelaskan pengembangan objek wisata hutan sudah dibahas bersama dengan jajaran Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bojonegoro, juga pihak lainnya, beberapa hari lalu.
Pembahasan, lanjut dia, dengan titik berat pengembangan kawasan KCAG yang sudah ditetapkan sebagai “Geopark” Nasional.
Pengembangan kawasan hutan sebagai objek wisata, menurut dia, tidak hanya sejumlah lokasi yang sudah ditetapkan sebagai “Geopark” Nasional.
“Kawasan hutan lainnya yang memiliki potensi juga akan dikembangkan sebagai objek wisata,” ucapnya menegaskan.
Ia memberikan gambaran salah satu objek wisata yang masuk KCAG yaitu api abadi Kayangan Api di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, untuk perjanjian kerja sama (PKS) antara pemkab dengan Perhutani harus diperbaharui karena berakhir 25 Februari 2018.
Selain itu, juga pembaharuan PKS pemanfaatan Waduk Pacal di Kecamatan Temayang, sebagai objek wisata dengan Perhutani dan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah.
Sesuai data Sesuai kawasan hutan yang KCAG yaitu “petroleum geoheritage” Wonocolo, di Kecamatan Kedewan, struktur “Antiklin” Kawengan bagian puncak antiklin, bagian sayap kanan dan sebagian sayap kiri, semuanya di Kecamatan Kedewan.
Lainnya Kayangan Api di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Dung Lantung di Desa Drenges, Kecamatan Sugihwaras dan lokasi temuan fosil gigi hiu purba di Desa Jono, Kecamatan Temayang.
“KPH Bojonegoro sangat mendukung pengembangan objek wisata kawasan hutan. Sebab, kalau membangun desa ya salah satu caranya mempertahankan kelestarian hutan,” kata Administratur KPH Bojonegoro Daniel Budi Cahyono menegaskan. (*/d1)