Bojonegoro – Detakpos – Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyebutkan kasus kekerasan terhadap anak-anak pada 2017 menurun 20 persen dibandingkan tahun lalu karena peran berbagai pihak dalam menanggulangi kekerasan anak, per November.
“Penurunan itu tak lepas dari peran beberapa stakeholder terkait, seperti P3A, LPA dan PKK yang terus melakukan kampanye kepada masyarakat, agar menghindari melakukan kekerasan kepada anak-anak,” kata Ketua LPA Bojonegoro Niko Fatkhuria, Sabtu (18/11).
Sesuai data, kasus kekerasan anak-anak rata-rata tahun ini sekitar 20 kasus per bulan, sedangkan tahun lalu rata-rata sekitar 40 kasus per bulan.
“Alhamdulillah tahun ini menurun, bahkan Bojonegoro juga mendapat penghargaan kabupaten ramah anak. Ini menjadi bukti Bojonegoro semakin aman dari kasus kekerasan anak,” kata dia menegaskan.
Meski menurun, LPA masih gencar kampanye kepada masyarakat, salah satunya dengan puluhan guru TK dari Kecamatan Kapas, Kota dan Dander. LPA memberikan pembinaan agar para guru melindungi anak-anak di sekolah.
“Para guru kita imbau tidak mendidik dengan cara fisik. Saat ini pendidikan dengan kasih sayang zamannya,” katanya menegaskan.
Anak-anak di sekolah rata-rata mengalami kekerasan fisik, psikis dan “bulying”.
Macam-macam kekerasan itu bukan dilakukan dari temannya sendiri, melainkan dari gurunya juga.
“Guru juga kita mintamenyampaikan kepada orang tua murid agar tidak sampai melakukan kekerasan kepada anak-anaknya. Karena orang tua juga berpotensi melakukan hal itu,” ucapnya.
Bupati Bojonegoro, Suyoto menambahkan, ibu adalah sosok luar biasa karena mau mendidik anak dan orang lain. Demikian pula dengan LPA yang mampu melindungi dan berbuat untuk orang lain.
“Kalau kita mau berkomitmen melindungi anak menunggu anak baik atau saat nanti, maka tidak ada seorangpun berani melindungi atau mendidik anak kita. Jadi ukuran berbuat bagi orang lain dan sesama bukan berarti kita telah berhasil atau mampu,” kata dia. (*/detakpos)