Sikapi Perang Israel-Hamas, PBNU: Jangan Gunakan Identitas Agama

Jakarta-detakpos.com-Ketua Umum PBNU KH Yah yawes Staquf (Gus Yahya) menolak penggunaan identitas keagamaan dalam menanggapi perang antara Hamas (Palestina) -Israel yang sedang berkecamuk saat ini.


“Menyerukan agar identitas dan seruan-seruan keagamaan tidak digunakan untuk memupuk dan menyuburkan permusuhan dan kebencian, termasuk dalam kaitan dengan konflik dan kekerasan Israel-Palestina ” tulis Gus Yahya dalam seruan yang dikeluarkan PBNU baru baru ini.

Surat pernyataan resmi tersebut sebagai bentuk keprihatinan dan mengajak semua umat untuk menyerukan resolusi damai.
Dia pun menyerukan agar inspirasi agama tentang rahmah, persaudaraan dan keadilan universal dikedepankan demi mengupayakan resolusi konflik di semua tingkatan, baik di struktur politik maupun di tingkat komunitas.

PBNU mengajak umat Islam dan warga Nahdlatul Ulama untuk melakukan shalat ghaib dan doa bersama, tidak hanya untuk mendoakan arwah yang meninggal akibat eskalasi kekerasan, tetapi juga untuk mendoakan agar jalan perdamaian dan keadilan dapat segera diwujudkan di kawasan tersebut.
menolaak.

PBNU menyampaikan penyesalan dan keprihatinan yang mendalam atas terjadinya eskalasi konflik dan kekerasan antara Israel dan Palestina di Kawasan Jalur Gaza. Mereka menyoroti konsekuensi kemanusiaan yang tragis dan kehilangan jiwa yang terjadi selama konflik tersebut.

Dalam pernyataannya, PBNU dengan tegas menyerukan agar konflik dan kekerasan segera dihentikan dengan segala daya upaya. Mereka menekankan urgensi untuk menghindari lebih banyak korban kemanusiaan dan untuk menciptakan kondisi yang mendukung perdamaian.

PBNU mengajak masyarakat internasional untuk bertindak dengan lebih tegas dalam mencari penyelesaian yang adil atas konflik Israel-Palestina. PBNU menekankan pentingnya berpegang pada hukum dan kesepakatan internasional yang ada.

“Menyerukan kepada Anggota Tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk tidak menggunakan hak veto dalam membela satu pihak dalam tragedi kemanusiaan yang berkepanjangan tersebut.”
Editor:AAdib

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *