Gresik–Detakpos-Pada Rabu, 26 Februari 2020, aktivis lingkungan Thara Bening asal Gresik berangkat ke Amerika Serikat (AS), menghadiri acara International Youth Summit On Plastic Pollution (IYSPP) di California.
Acara konferensi tahunan khusus anak muda yang memiliki proyek mengatasi masalah polusi plastik ini di selenggarakan oleh Algalita Marine Research and Education, sebuah organisasi nonprofit.
Tahun 2020 merupakan tahun ke-10 IYSPP diselenggarakan. Sebanyak sembilan negara 9 negara menghadirinya acara yang diselenggarakan selama tiga hari.
Sebelum datang ke Amerika, dia mengaku merasa gugup dan malam sebelum berangkat sempat menangis karena takut proyeknya kurang bagus.
Apalagi AS, negara yang sangat keren, sangat futuristik, lebih maju dari Indonesia sehingga merasa kurang percaya diria.
Tentang project masalah plastik yang bisa meloloskan dirinya pergi ke AS secara gratis, awal 2019, dia memulai team River Warrior fokus menangani masalah sampah popok dan sampah plastik di Sungai Brantas dengan project bernama Rewind.
Berawal dengan empat anggota dimulai melalui platform instagram, @river.warrior dia memanfaatkan akun instagram tersebut untuk membagikan aktivitas river warrior, yaitu observasi, edukasi, dan aksi.
Observasi yaitu melakukan river cleanup, brand audit, susur sungai untuk mengumpulkan data pendukung. Edukasi yaitu membagikan data kepada orang lain untuk menumbuhkan kesadaran lingkungan dan memahami dampak yang ditimbulkan dari plastik yang kita hasilkan, seperti Pameran Plastik yang pernah diadakan di lapangan SMANDRY dan SMPN 12 Gresik. Dan kemudian aksi, river warrior melakukan seperti demonstrasi dan mediasi dengan pemerintah untuk mendorong menangani masalah plastik berceceran di Gresik, dengan membuat regulasi pelarangan plastik sekali pakai di Kabupaten Gresik dan menyediakan tempat sampah dan transportasi pengangkutan sampah.
Dari project tersebut, river warrior diterima untuk menjadi bagian dari IYSPP ke 10 di Amerika.
Untuk sampai ke AS membutuhkan waktu tempuh 20 jam. Culture shock, atau hal yang bikin dia kaget saat ada di Amerika yaitu sangat mudah sekali bertemu dengan anjing peliharaan disini, tidak seperti di Driyorejo atau Wringinanom yang hanya ada peliharaan ayam saja. Yang bikin saya kaget juga adalah, orang di Amerika rata rata memang punya anjing dan anjing diperlakukan seperti anak sendiri.
Jumat, 28 Februari 202O, dia berangkat dari penginapan atau Air BnB pukul 7.30 menuju Long Beach. Hari itu pertama IYSPP diselenggarakan di Ocean Institute, Dana Point, California.
Dia pun berangkat dari Long Beach, California ke Dana Point, California dengan Kapal laut Kapten Charles Moore, pendiri Algalita Marine research and education dan penemu pertama pulau plastik di samudera pasifik.
Saat pertama kali penemuan pulau plastik di samudera pasifik itu, kapten moore sedang dalam perjalanan kembali dari Hawaii ke Luarong Beach, California. Dua tahun kemudian, kapten moore kembali ke titik temuan pulau plastik tersebut untuk meneliti.
Sebuah kehormatan dan sangat keren karena bisa menaiki kapal legendaris miliknya. Tiara dari Filipina, Sybill dari Washington, Saya, Ayah saya, Doshi dari California, Kate dari Australia, Kiana dan Christian dari Hawaii berangkat dari Long Beach pukul 11.00
Di perjalanan menuju Dana Point, dia pun banyak belajar dari cerita Kapten Moore dan menemukan beberapa plastik mengambang di lautan yang kemudian diambil.
Dia pun tidak hanya itu, juga bertemu singa laut, burung pelikan, dan 5 lumba lumba. Sebuah pengalaman yang menyenangkan karena ini adalah pertama kalinya dirinya melihat lumba lumba secara langsung.
Tiba di pelabuhan Dana Point pukul 14. OO waktu setempat dia mulai menyiapkan diri dan beristirahat sedikit di hotel.
Banyak kenangan dan pelajaran baru yang saya dapatkan. Alhamdulillah karena kesempatan yang ini bisa saya dapatkan meski harus mengorbamkan USBN saya. Saya juga berharap, dari pengalaman yang saya dapat di Amerika, river warrior bisa membawa perubahan yang lebih baik di Gresik, dan visi river warrior untuk mewujudkan sungai brantas yang bebas dari plastik jadi kenyataan.(d/5).
Editor: A Adib