Bojonegoro – Detakpos– Banjir luapan Bengawan Solo mengancam daerah hilir, Jawa Timur, di Bojonegoro dan sekitarnya, disebabkan pengaruh kenaikan air di daerah hulu, Ngawi, juga Jurug, Solo, Jawa Tengah.
Petugas Posko Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Ngawi Andik, Kamis (2/2), menjelaskan hujan yang terjadi di Ngawi dan sekitarnya, mengakibatkan ketinggian air Bengawan Solo di Ndungus, masuk siaga II.
Ketinggian air di Ndungus, Ngawi, katanya, naik mencapai 7,40 meter, pukul 09.00 WIB.”Arus aliran air Bengawan Solo di Ndungus, Ngawi, melambat,” ucapnya memberikan gambaran terkait naiknya air Bengawan Solo di daerah setempat.
Ia juga menyebutkan naiknya ketinggian air Bengawan Solo di Ndungus, Ngawi, disebabkan memperoleh pasokan air dari Kali Sekayu Madiun, selain tambahan air dari daerah hulu, Jurug, Solo, Jawa Tengah.
“Hujan yang terjadi di hulu merata,” tandasnya.
Dari data di UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro menyebutkan ketinggian air pada papan duga Bengawan Solo di Bojonegoro merangkak naik dalam waktu bersamaan mencapai 11,87 meter.
Sedangkan di hilirnya, mulai Babat, Laren, Karanggeneng, dan Kuro, semuanya di Lamongan, masing-masing 6,99 meter, 5,06 meter (siaga II), 3,82 meter (siaga I) dan 1,72 meter (siaga I).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro AndiK Sudjarwo, memperkirakan kenaikan air Bengawan Solo di daerahnya bisa masuk siaga kuning dengan ketinggian air mencapai 14,00 meter.
Bahkan, lanjut dia, kemungkinan ketinggian air bisa lebih dari siaga II/kuning sehingga masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi ancaman banjir luapan Bengawan Solo.
Selain memperoleh pasokan air dari Ngawi dan sekitarnya, lanjut dia, ketinggian air Bengawan Solo di Jurug, Solo, Jawa Tengah, sekarang ini juga masuk siaga III/merah.
“Kenaikan air Bengawan Solo di hilir akan signifikan apabila dalam dua hari terjadi hujan lokal,” katanya menegaskan. (tim/detakpos)