Berbuka Puasa Bersama Korban Kebakaran di Cipinang

JakartaDetakpos-Menteri Sosial Idrus Marham mengunjungi korban kebakaran di Kelurahan Pondok Bambu, Jakarta Timur, Selasa petang,(22/5).

Idrus mengunjungi warga di tenda pengungsian, meninjau dapur umum lapangan, menikmati menu buka puasa di dapur umum bersama warga. Dia juga menyerahkan bantuan tahap awal sebesar Rp 256 juta yang terdiri dari bantuan kebutuhan dasar, bantuan perlengkapan sekolah, dan bantuan makanan siap saji.

“Ibu-ibu yang sabar dan tabah ya. Kami bisa merasakan kesedihan yang ibu rasakan. Inshaa allah negara akan memberikan perlindungan dan pemenuhan kebutuhan dasar secara bertahap,” kata Mensos saat berdialog dengan warga yang mengungsi di Posko Kampung Siaga Bencana Kelurahan Pondok Bambu, Jakarta Timur.

Mensos mengatakan pemerintah bertanggung jawab penuh atas nasib warga yang tertimpa bencana. Hal ini sebagaimana yang selalu dipesankan oleh Presiden Joko Widodo agar  jangan setiap warga negara anak yang tertimpa musibah harus ditangani dengan sebaik-baiknya.  

Seperti diketahui telah terjadi Bencana Sosial Kebakaran pada hari Senin tanggal 21 Mei 2018 pukul 10.50 WIB di Jl. Basuki Rahmat RT 07 dan RT 09, RW 03 dan RW 14 Kelurahan Pondok Bambu Kecamatan Duren Sawit & Kelurahan Cipinang Muara Kelurahan Jatinegara, Jakarta Timur.

Penyebab kejadian diduga akibat konsleting listrik. Pada proses pemadaman, petugas mengalami hambatan dikarenakan kedua lokasi dipisahkan oleh sungai. Meskipun tidak terdapat korban jiwa dalam kebakaran tersebut, kerugiannya ditaksir hingga puluhan juta rupiah.

Berdasarkan data di posko pengungsi, sebanyak 46 rumah terbakar, 86 Kepala Keluarga/250 jiwa mengungsi. Sebanyak 2 diantaranya adalah ibu hamil dan 2 penyandang disabilitas.

Warga RT 9, Sukamto (60) mengatakn rumahnya ludes terbakar saat ia sedang bekerja. Kakek 11 cucu ini mengisahkan, ia mendapat telepon dari anaknya bahwa kompek rumah tinggalnya terbakar. Dokumen ijazah, sepeda motor, pakaian dan seluruh perlengkapan rumah hangus tak bersisa. Namun istri dan cucunya berhasil menyelamatkan diri.

“Tidak ada barang tersisa. Hanya baju yang melekat di tubuh saja ini harta saya sekarang,” ujar Sukamto yang tinggal di komplek ini sejak tahun 1986.(dib)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *