Gubernur: Revolusi Industri Akibatkan Koperasi Kalah Pertarungan

LamonganDetakpos –  Gubernur Jawa Timur, Soekarwo mengatakan terjadinya gelombang revolusi industri  generasi ke-empat atau industri 4.0 mengakibatkan koperasi dan usaha kecil kalah dalam pertarungan efisiensi.

“Menjadi tanggung jawab pemerintah untuk membuat langkah konkrit, memberikan insentif pada dua sektor itu,” kata dia, saat puncak peringatan Hari Koperasi ke-71 di Lamongan, Jum’at (20/7).

Menurut dia, perwujudan kongkrit dari ekonomi kerakyatan adalah koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Merujuk pada angka tenaga kerja di Jawa Timur, hasil dari Survey Sosial Ekonomi Nasioal (Susenas) 2016 yang dipublikasikan pada 2017.

Bahwa 94 persen tenaga kerja di Jawa timur, atau sebanyak 18.610.000 berada di sektor koperasi dan UMKM. Sementara sisanya, atau sebanyak 333.271 diserap oleh perusahaan besar.

Jumlah koperasi dan UMKM juga terus naik. Yakni dari 4,2 juta di tahun 2008 menjadi 6,8 juta di tahun 2012.Angka ini kemudian meledak, seperti diistilahkan Soekarwo, menjadi 9,59 juta pada Susenas 2016. Dengan rincian, koperasi dan UMKM kelompok pertanian 4,98 juta dan non pertanian sebanyak 4,61 juta.

Karena itulah Pemprov Jawa Timur seperti disebutkan  Soekarwo kemudian memberikan bantuan modal kepada koperasi wanita.

Dia menyebut itu sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah untuk memberikan insentif pada rakyat kecil yang kalah dalam pertarungan efisiensi. Sebagai bentuk kongkrit dari ideologi ekonomi kerakyatan.

“Perhatian kepada koperasi dan UMKM ini sudah benar, berada di jalan yang lurus. Sekali lagi tolong agar insan koperasi dan UMKM ini diperhatikan oleh pengambil kebijakan. Karena 94 persen tenaga kerja kita hidup dari situ,” ujarnya.

Kepada perwakilan perbankan yang juga hadir di area parkir Stadion Surajaya tersebut, dia meminta agar tidak ragu memberikan pinjaman kepada koperasi dan UMKM. Mereka ini menurut Soekarwo karena kejujurannya, non performance loan (NPL) atau kredit bermasalahnya rendah.

Soekarwo juga memberi apresiasi kepada Bupati Lamongan Fadeli yang sudah melangkah, menghadapi revolusi 4.0. Diantaranya dengan menggiatkan perdagangan elektronik atau e commerce.

Di bidang pertanian, Bupati Lamongan seperti disebutkan Soekarwo sudah tidak hanya memperhatikan sisi off farm (produksi) saja. Tapi sudah memperhatikan pula sisi off farm, pada usah pengolahan dan peningkatan nilai tambah hasil produksi.

“Hari ini bupati dan walikota harus belajar dari Lamongan yang masuk top 99 inovasi pelayanan publik. Dari 99 inovasi tersebut, 29 persen dari Jawa Timur. Inovasi ini bisa ada karena suasana aman nyaman damai, dan inovasi tidak bisa hadir dari suasana tekanan dan takut, “ kata Soekarwo.

Bupati Fadeli menyebut upayanya tersebut bagian dari arahan gubernur Jawa Timur agar daerah terus mengembangkan ekonomi lokal, meningkatkan nilai tambah serta meningkatkan pendapatan masyarakat.

Salah satunya melalui Tani Jago atau pertanian jagung modern yang masuk Top 99 inovasi pelayanan publik di Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Inovasi ini menurut Fadeli tidak hanya sukses meningkatkan produksi, namun  juga rasio pendapatan petani menjadi 2,5. Lebih tinggi dibanding pertanian tradisonal yang hanya 1,9.

Peringatan Hari Koperasi itu juga diwarnai dengan peragaan busana desain batik lokal Lamongan yang khas dengan motif bandeng dan lele.

Ditempat yang sama, Soekarwo bersama Fadeli kemudian meninjau Cooperative Expo Festival yang akan berlangsung hingga 22 Juli mendatang. (*/d1)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *