Tanah Gerak di Kuningan Terus Berlanjut

KuninganDetakpos – Tanah bergerak akibat hujan terus menerus di empat  desa di Kecamatan Cilebak,  Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat, sejak 8 Januari, mengakibatkan warga terdampak 44 kepala keluarga (KK) dengan jumlah 129 jiwa, di antaranya, tiga KK mengungsi.

Kepala Badan Pusat Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dalam release tertulis yang diterima detakpos di Bojonegoro, Senin (15/1), menjelaskan gerakan tanah terus mengancam warga sekitarnya.

“Apalagi intensitas curah hujan diperkirakan akan terus meningkat hingga Februari,” ujarnya.

Ia menyebutkan lokasi tanah longsor yaitu di Desa Cilebak, Bungurbares, Legokherang dan Patala, Kecamatan Cilebak.

BPBD setempat mendata bahwa dampak tanah bergerak mengakibatkan empat unit rumah rusak berat, delapan rumah rusak sedang. Selain itu sebanyak 31 unit rumah terancam, satu SDN Patala di Desa Patala, terancam longsor.

Tidak hanya dalam kejadian tanah begerak juga menimbun tiga lokasi  kolam ikan, juga satu masjid juga terancam longsor, juga sekitar 1.400 meter persegi tanah warga mengalami retak.

Bahkaan, pipa air bersih terputus, lima akses jalan utama tertutup longsor, yaitu Subang – Cilebak.- Jalan penghubung Cilebak – Ciwaru.- Jalan penghubung Cilebak – Legokherang. – Akses Jalan Cilebak – Legokherang / blok Batu Hideung Legokherang.

“Akses Jalan Terputus Menuju Kantor Kecamatan Cilebak. Titik Jalan Lingkungan tertimbun Longsor di Dusun Wage Desa Cilebak,” ucapnya.

Ia menambahkan kejadian tanah bergerak di wilayah setempat dipengaruhi hujan deras yang terjadi selama tujuh hari dan kondisi tanah yang labil.

“BPB setempat sekarang melaksanakan pembersihan material longsoran yang menutup akses Jalan Utama Ciwaru – Cilebak dengan menggunakan alat berat. Pembersihan bekas longsoran  sudah mencapai 95 persen,” kata dia menjelaskan.

 

“Akses jalan sudah terbuka, bisa dilalui kendaraan,” ucapnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *