Jakarta – Detakpos – Pernyataan Presiden Joko Widodo masih menyembunyikan waktu resuffle kabinet, tapi perombakan pembantu-pembantunya itu akan dilakukan.
Hal itu diungkapkan pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina Jakarta, Hendri Satrio, menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo sebelumnya.
Presiden mengatakan, ” Enggak ada reshuffle hari ini, enggak ada, minggu ini juga enggak ada,” kata Presiden Jokowi.
“Artinya memang akan ada reshuffle hanya waktunya masih dirahasiakan Presiden,” ungkap Hendri Satrio dihubungi Jumat (14/7). Dia menilai tepat apabila Presiden mau me-reshuffle kabinet sekarang.
Momentumnya dinilai tepat, sebab Presiden membutuhkan percepatan pemenuhan janji-janji kampanye juga.
Dalam beberapa bulan terakhir, lanjut Hendri, Presiden sudah sibuk dalam usaha memperbaiki citra hubungan dirinya dengan Islàm, dan secara perlahan citra ini membaik.
” Jadi bila ingin serius dua periode maka harus pemenuhi janji kampanye adalah mutlak diperlukan,” tegas dia.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo bersuara tentang rencana reshuffle kabinet yang gencar diberitakan media massa. Dikutip dari situs Sekretariat Kabinet, mantan wali kota Solo itu menegaskan, tidak ada reshuffle baik hari ini maupun pekan ini.
Tiga hari terakhir, kabar akan ada reshuffle menguat. Bahkan ada informasi menyebutkan surat keputusan Presiden tentang pergantian menteri sudah siap dan tinggal ditandatangani Jokowi.
Juga disebutkan Jokowi sedang melakukan pembicaraan finalisasi dengan Wapres Jusuf Kalla. Sejumlah nama menteri diprediksi bakal kena perombakan, antara lain Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri BUMN Rini Soemarno, serta Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofjan Djalil.
Nama-nama yang kuat menjadi kandidat menteri baru adalah Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D. Hadad; politisi PDI Perjuangan, Aria Bima dan ekonom senior, Rizal Ramli.
Informasi lain mengatakan, Ignasius Jonan akan menempati pos baru yakni Menteri Negara BUMN menggantikan Rini Soemarno. Dengan demikian Achandra Thahar yang kini adalah Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan naik pangkat menggantikan Jonan.
Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando EMAS melihat kabar reshuffle itu sengaja digulirkan terkait pembahasan RUU Pilpres dan Pemilu yang alot.
” Saya melihat adanya isu resuffle sengaja dihembuskan pada saat sedang alot membahas UU Pilpres dan Pemilu supaya dijadikan sebagai alat bargaining terhadap partai-partai yang menolak president trashold (PT) usulan Pemerintah,”lanjut dia.
” Kalau mendukung bisa ditambah atau diposkan pada kementerian yang dianggap basah. Bila menolak bisa jatah menterinya berkurang atau hilang,” tutur pengajar Ilmu Politik Universitas 17 Agustus 1945 (UTA’45).(d2/detakpos)