“Tanda Pagar ” Mulai Panaskan Pilpres 2019

Analisis Berita: Oleh AAdib Hambali

Redaktur Senior 


PEMILIHAN Presiden 2019 masih sekitar lima bulan lagi digelar. Namun panasnya mulai terasa sekarang. Perang urat syaraf pun terjadi di medsos. Dua kelompok kubu Jokowi dan calon rival Jokowi perang tanda pagar (#).

Kelompok yang ingin Jokowi diganti menggunakan tagar #2019-GantiPresiden. Pendukung Jokowi terpilih lagi memakai bermacam-macam hastag #dua periode atau #DiaSibukKerja.

Sementara di alam nyata, dua kubu berhadap-hadapan. Misalnya saja di acara Car Free Day (CFD), Minggu lalu. Kedua kubu terlibat adu mulut di acara CFD di Jalan Sudirman-Thamrin, dua kelompok massa berbeda aspirasi dan pilihan bertemu.

Yang pertama massa berkaus mayoritas putih bertuliskan #2019GantiPresiden. Massa kedua kelompok berkaus #DiaSibukKerja. Awalnya keduanya biasa saja. Aksi pun jauh-jauhan. Namun saat bertemu di satu titik, aksi saling sindir tak terelakkan.

Awalnya, massa yang mengenakan kaus #2019GantiPre-siden longmarch dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) dan berputar di depan Sarinah dan kembali lagi ke Bundaran HI. Mereka berjalan sambil mengusung dua spanduk bertuliskan “2019 Ganti Presiden”.

Selain itu, massa juga meneriakkan yel-yel.Saat melintas di depan Sarinah, massa bertemu dengan peserta jalan sehat berkaus#DiaSibukKerja. Mereka memberi ruang massa #2019­ GantiPresiden lewat. Massa #2019­ GantiPresiden semakin kencang meneriakkan yel-yel.

Sayanganya, isinya semakin provokatif .Tak hanya itu, mereka juga menyebut massa #DiaSibukKerja ini sebagai relawan ‘nasi bungkus’.


Massa #DiaSibukKerja yang didominasi ibu-ibu. tak mau kalah dan meneriakkan yel-yel dukungan untuk Presiden Jokowi. “Jokowi Presidenku, Jokowi Presidenku.” Dirasa akan semakin memanas, petugas kepolisian akhirnya melerai dua kelompok ini.

Peristiwa ini juga diselingi dengan beredarnya video seorang ibu dan anak yang diperse-kusi kelompok lain. Soal warga berkaus #2019Ganti-Presiden dan #DiaSibukKerja yang berhadapan di CFD, polisi mengaku sudah mengawal keduanya.

Namun, ada peserta yang tertinggal rombongan. “Kita sudah kawal dan amankan kedua kelompok yang melaksanakan giat jalan sehat tersebut, namun ada peserta yang jauh ketinggalan dari rombongan, namun kita akan evaluasi,” kata Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Roma Huta-julu.

Dia mengklaim, secara keseluruhan aman dan lancar serta tidak ada korban.Wakil Gubernur DKI Jakarta San-diaga Uno geram. Dia menegaskan, CFD hanya diperbolehkan untuk kegiatan olahraga, seni dan budaya. Harus bebas dari aktivitas politik.

Dia berjanji akan mengusut kericuhan yang sempat terjadi di CFD Thamrin.Relawan Jokowi yang tergabung dalam gerakan nasional #2019TetapJokowi mengecam keras aksi intimidasi dan tindakan persekusi yang dilakukan sekelompok orang berbaju #2019GantiPresiden terhadap seorang ibu dan anak di CFD itu..

Koordinator Relawan Jokowi Mania Immanuel Ebenezer dalam jumpa pers Relawan Jo-Man di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (30/4/2018) mengatakan ada oknum dari para elite partai politik yang berada di belakang pelaku persekusi kemarin.

Menurutnya peristiwa yang terjadi di Pilkada DKI Jakarta 2017 bisa saja kembali terulang dalam pilpres 2019. “Ingat, jangan mengulangi apa yang terjadi di Pilkada 2017, kami akan melawan jika terjadi, biarkan sanksi rakyat yang akan melawan mereka,” ujar Immanuel.

Srikandi Jokowi-Mania yang hadir dalam jumpa pers itu juga mengecam keras aksi intimidasi kemarin.Mereka juga berharap atas tindakan yang melibatkan anak-anak, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dapat turun tangan mengusut dan memantau kejadian tersebut.

Ketua KPAI Susanto langsung bereaksi mengecam. Dia mengatakan, perlindungan anak demi kepentingan terbaik dalam situasi apapun, termasuk dalam pesta demokrasi, menjadi prinsip KPAI. Baik yang menyuarakan #Ganti Presiden atau #Mempertahankan Presiden, keduanya merupakan hak sebagai warga negara dan dilindungi undang-undang.

Namun hindari menyalahgunakan anak untuk kegiatan politik. KPAI menyayangkan adanya pelibatan anak dalam kegiatan masyarakat yang mengandung unsur kegiatan politik yaitu #DiaSibukKerja serta adanya intimidasi oleh sekelompok orang yang menyuarakan aspirasi #GantiPresiden2019.Anak-anak wajib dilindungi dari penyalahgunaan politik sesuai dengan Pasal 15 Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.

Anak yang belum memiliki hak politik dan dilibatkan dalam kegiatan politik merupakan bentuk perlakuan salah. Hal ini karena anak ditempatkan pada situasi rawan kekerasan dan konflik, serta berpotensi terganggu tumbuh kembangnya akibat informasi dan perlakuan salah.

Penyalahgunaan anak dan intimidasi terhadap anak dalam kegiatan politik akan mempengaruhi psikologis anak dan termaksuk tumbuh kembang anak.” KPAI juga meminta semua pihak untuk menghentikan pelibatan dan penyalahgunaan anak dalam kegiatan politik dan melakukan kekerasan terhadap anak dalam proses kegiatan politik. Peraturan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta No. 12 Tahun 2016 tentang Hari Bebas Kendaraan Bermotor menyatakan kegiatan tersebut bebas dari kegiatan politik, SARA dan termasuk kegiatan yang bersifat menghasut.

Dari CFD Jakarta, suhu rivalitas capres mulai menyengat. Nuansa Pilkada DKI pun mulai disuarakan. Elite politik yang bisa mendinginkan atau malah memantik lebih panas lagi mendekati Pilpres 2019. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *