Laba Anjlok, Rombak Direksi Pertamina

JakartaDetakpos-Disinyalir ada yang tidak beres di tubuh PT (Persero) Pertamina, sehingga menyebabkan laba bersih perusahaan plat merah itu pada 2017 anjlok hingga 23 persen.

Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Arief Poyuono mengatakan, padahal perusahaan minyak dan gas bumi di negara lain masih mencatat kenaikan laba bersih seiring naiknya harga minyak dunia.

Arief Poyuono, menyontohkan perusahaan migas asal Belanda, Shell mengantongi laba bersih sebesar 4,1 miliar dolar AS di kuartal III-2017. Angka itu naik dari catatan di kuartal sama tahun sebelumnya sebesar 2,7 miliar dolar AS.

Lalu perusahaan pemilik SPBU Petronas, Petroliam Nasional Bhd juga mengantongi laba setelah pajak sebesar 10 miliar ringgit di kuartal III-2017, naik 64% dari kuartal sama di 2016 sebesar 6,1 miliar ringgit. Sedangkan pendapatan naik 14% menjadi 53,7 miliar ringgit.”Ini merupakan catatan kinerja Pertamina yang buruk selama ini,”tutur Arief.

Menurut dia, Presiden Joko Widodo perlu meminta Menteri BUMN untuk mengevaluasi kinerja Direksi Pertamina yang tidak mampu menaikan yang laba bersih Pertamina pada tahun 2017,”tutur Arief, di Jakarta, Selasa (30/1).

Sepertinya, menurut dia, hal ini terjadi salah satunya akibat penempatan jajaran pejabat manajemen yang lebih berbasis primodialisme berdasarakan suku dibandingkan berdasarkan kompetensi dalam penempatan.

”Sebab sangat aneh di saat NOC negara lain menikmati kenaikan laba bersih justru Pertamina terus melorot laba bersihnya,” tutur dia.

Kondisi terbalik justru dialami Pertamina yang meski sepanjang 2017 berhasil mengantongi pendapatan sebesar 42,86 miliar dolar AS atau naik 17% dari 2016, namun perolehan laba bersih perseroan turun dari 3,15 miliar dolar AS di 2016 menjadi  2,4 miliar dolar AS di 2017 atau Rp 36,4 triliun (kurs Rp 13.500).

Pihak Pertamina beralasan, penurunan sebesar 23% itu lantaran belum ada penyesuaian harga untuk BBM bersubsidi seperti Premium dan Solar.

Menurut Arief, alasan tentang belum ada harga untuk BBM bersubsidi seperti Premium dan Solar tidak bisa menjadi alasan.”BBM premium dan solar kan hasil dari import kebanyakan dan saat ini saja dijual dengan harga yang jauh lebih mahal dari luar negeri,”tutur Arief.

”Jadi ini disinyalir ada ketidakberesan dalam hal tradisi Pertamina untuk import Premium dan Solar. Patut diduga Ada kelompok Mafia Migas yang masih terus mengerogoti Pertamina,”tutur Arief.

Dikatakan, direksi Pertamina harus berani melawan dan menolak para mafia impor dan mafia broker import minyak.”Aneh dulu beli minyak dari Petral justru laba Pertamina naik kok justru sekarang yang katanya beli langsung malah laba Pertamina turun,”tutur dia.

Karena itu dia meminta segera merombak direksi Pertamina dengan orang-orang yang mumpuni agar kinerja  Pertamina meningkat.”Dulu sudah Saya perkirakan jajaran direksi tidak akan mampu menahkodai Pertamina,”pungkas Arief.(d2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *