Oleh: Denny JA
KETIKA suara adzan berubah
Panggilan yang suci itu
Diselipkan seruan jihad (1)
Ketika anak bocah itu
dengan senyum tanpa dosa
Menghafal lagu untuk perang
Jangan takut mayat terkapar (2)
Ketika tokoh itu lantang bicara
“Mereka yang mati berjuang,”ujarnya,
“Tak hanya masuk surga
Tapi bisa mengajak 70 orang lain
Bersama menikmati surga.”
Ketika berita itu heboh
Di era pandemik
Seorang lelaki menyelinap diam diam
Di malam hari, pergi dari rumah sakit
Tak ingin kerjasama dengan Satgas kesehatan
Ketika tak kalah heboh
Di era yang maha sulit
Dana bantuan sosial
untuk pandemik
Tega dikorupsi pak Menteri (3)
Ketika keluar itu mantra
Negara tak boleh kalah
dengan preman benaran
Ataupun preman yang berjubah
Ketika sang panglima sudah berseru
“Kami tak akan diam menjaga NKRI.”
Ketika aparat keamanan serba salah
Ia pasif dicerca: “Mengapa Negara tak Hadir?”
Ia aktif dihardik: Berlebihan!
Pelanggaran Hak Asasi Manusia!
Ketika terdengar analisa
Sudah ada api dalam sekam
Jangan terlambat
Rumah kita akan terbakar
Ketika satu malam
Mobil berkejaran di jalan raya
Lalu: DOOR ! DOOR !
6 Orang tewas
Kitapun terdiam
Ada yang retak di sini
Ada yang retak di sana
Ada yang retak di tanah pertiwi
Ada yang retak di hati kita ***
Desember 2020