Teror Polda Sumut, Didesak Tangkap Akar Jaringan Teroris

JakartaDetakpos– Penangkapan-penangkapan pelaku teror bom saja tidak cukup menjadi solusi. Harus ada penyelesaian akar teror sehingga tidak terulang di kemudian hari.

Demikian Ketua Umum PP Pagar Nusa Muchamad Nabil Haroen menanggapi aksi tetor  di Jakarta, Mibggu (25/6), menabggapi aksi teror penyerangan Pos Penjagaan Mapolda Sumut yang mengakibatkan petugas polisi gugur dalam insiden itu.” Pagar Nusa juga mengajak kepada semua pihak untuk tetap bersama-sama, meneguhkan tekad dan sikap menjaga NKRI,” ungkap Gus Nabil, begitu dia dipanggil sehari-hari.

Menurit Gus Nabil, sasaran terorisme adalah runtuhnya tertib sosial. Teroris sudah pasti menginginkan keruntuhan itu agar memperoleh momentum untuk mendesakkan keinginan secara paksa. “Jika mereka menyasar polisi, tujuannya jelas ingin merontokkan mental. Para teroris tahu Polisi lah yang menjaga palang tertib sosial itu,” tegas Gus Nabil.Di Timur tengah, ISIS sudah berhasil melakukannya. Di Indonesia, mereka mencari celah-celah yang rawan.” Pagar Nusa mengutuk keras aksi teror di Pos Penjagaan Polda Sumatera Utara. Para pengacau menginginkan kehancuran,” tegas dia.

Menurut dia, Pagar Nusa tidak akan lelah berikhtiar menghadapi para pengacau. Dalam kasus semacam ini, Pagar Nusa siap menjadi kekuatan sipil yang bersama polisi.

Pagar Nusa juga mengajak semua pihak untuk tidak melihat ini semata kasus yang dialami polisi. ” Kami yakin polisi tidak gentar menghadapi ulah para pengacau ini. Pagar Nusa mengajak semua pihak untuk membersamai polisi,”tegas Gus Nabil.

Modus yang sudah terkuak, motif sudah jelas, sasaran antara sudah gamblang. ” Langkah strategis mestinya sudah bisa dirumuskan untuk menghalau aksi serupa terulang di kemudian hari,” paparnya.

Seperti diKetahui Polisi menduga pelaku adalah jaringan Muhammad Bahrun Naim, pimpinan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang loyal kepada ISIS.

Dugaan ini diperkuat informasi yang didapat Polri soal imbauan dari pimpinan Kelompok MIT untuk melakukan operasi dalam bentuk apapun.”Rekan-rekan (wartawan) kemarin dengar ada imbauan dari Bahrun Naim yang mengimbau mereka untuk amaliah apapun yang ada di dia.

Kalau dia enggak punya bom, pakailah senjata apa saja untuk menyerang. Itulah yang dilakukan di Medan,” ujar Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Setyo Wasisto, di Kompleks Mabes Polri, Jakarta Selatan, Minggu pagi (25/6).

Lebih lanjut, Setyo menjelaskan bahwa saat ini pihaknya masih melakukan identifikasi terhadap dua pelaku yang berhasil dilumpuhkan. Satu pelaku mejalani penanganan medis dalam keadaan kritis, sedangkan satu lainnya tewas di tempat.

“Nama belum didapat, keduanya masih diidentifikasi,” ujar Setyo.Aiptu Martua Sigalingging tewas di pos penjagaan pintu 3 Polda Sumut setelah ditikam oleh dua pelaku, sekitar pukul 03.00 WIB.Saat itu, Aiptu Martua meminta izin untuk beristirahat kepada rekannya yang sedang ikut berjaga yakni Brigadir E. Ginting.

Setelah Aiptu Martua masuk ke kamar pos penjagaan, Brigadir E. Ginting mendengar suara ribut di dalam kamar tempat Aiptu Martua istirahat. Brigadir E. Ginting langsung menghampiri, didapati sedang terjadi perkelahian antara dua pelaku yang menggunakan pisau dengan Aiptu Martua.Brigadir E. Ginting lantas berteriak meminta bantuan kepada anggota Brimob yang sedang berjaga di pos II atau pos pintu masuk VIP.Anggota Brimob tersebut langsung menyerang dengan menembak dua palaku. Namun, Aiptu Martua Sigalingging meninggal  dengan luka tusuk di bagian pipi kanan, leher atas dan dada kiri yang diduga akibat perkelahian dengan dua pelaku. (d2//detakpos).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *