Bupati Gresik Ziarah Wali di Malam

Gresik – Detakpos – Tradisi Malem Selawe (25) atau malam ke-25 dibulan Ramadhan merupakan salah satu kearifan lokal yang dimiliki masyarakat Kabupaten Gresik, Jawa Timur, karena sudah berjalan turun temurun sejak masa dakwah Sunan Giri ratusan tahun silam.

Tradisi malem selawe tersebut kini dijadikan sebagai ajang peningkatan ketaqwaan melalui ziarah ke makam Sunan Giri yang letaknya di desa Giri kecamatan Kebomas Gresik.

Seperti halnya yang dilakukan Bupati Gresik Sambari Halim Radianto bersama Wakil Bupati Gresik Dr. H. Moh. Qosim yang berziarah ke makam waliyullah Sunan Giri atau Raden Paku tadi malam, Senin (19/06/2017).

Nampak pula jajaran Forkopimda dan muspida dilingkungan pemkab Gresik juga hadir disana. Mereka dengan khusyu’ membacakan tahlil yang dipimpin oleh kyai setempat. Masyarakat dari dalam maupun luar Gresik juga turut tumplek blek disana hingga area makam Sunan Giri penuh sesak.

Usai melakukan ziarah, Bupati Sambari dan Wakilnya Moh. Qosim berkesempatan mengunjungi deretan stand yang berjejer di halaman parkir Sunan Giri sebagai puncak perayaan ‘Giri Expo 2017’ yang diadakan selama 3 (tiga) hari.

Bupati Sambari sebagai kepala daerah mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Gresik yang selalu berupaya mempertahankan budaya kearifan lokal yang sampai saat ini tetap bertahan dan selalu ramai setiap tahunnya.

“Terima kasih masyarakat Gresik, karena telah mempertahankan tradisi malem slawe yang turun temurun hingga saat ini. Dan tradisi ini merupakan kearifan lokal yang harus dipertahankan dan dilestarikan, mengingat Gresik adalah kota wali dan kota santri,” kata orang nomer satu di Gresik itu.

Dirinya juga menghimbau kepada masyarakat untuk menciptakan suasana aman dan penuh kebersamaan, supaya situasi yang aman dapat tercipta sesuai dengan harapan seperti tahun sebelumnya.

Senada dengan Bupati Sambari, Wabup Qosim juga menyerukan kepada masyarakat untuk selalu mengingat perjuangan waliyullah dimasa lampau. Menurutnya, semua tradisi yang diciptakan oleh pendahulu, merupakan tradisi yang sangat bermanfaat bagi masyarakat, mengingat saat ini sudah masuk era modernisasi yang menuntut seseorang untuk beradaptasi didalamnya.

“Jangan lupakan tradisi-tradisi pendahulu kita, karena itu juga merupakan sarana dakwah yang sangat bermanfaat bagi kita semua,” ujar Wabup Qosim.

Bupati Sambari dan Wabup Qosim juga menyempatkan  diri bersholawat bersama masyarakat dan terlihat memberikan bingkisan untuk masyarakat yang beruntung melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh mereka berdua. (Iis/detakpos)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *